Hampir semua orang suka dengan musik. Musik sudah jadi bagian yang mendarah daging dalam kehidupan manusia. Beragam jenis musik hadir dalam kehidupan manusia yang siap dinikmati para pendengar setianya. Mulai dari hingar bingarnya musik rock, manisnya musik pop, mendayu-dayunya musik dangdut dan melayu, elegannya musik jazz, dan lain sebagainya. Begitu menggiurkannya apa yang di peroleh para musisi yang sukses meraup rupiah dari bermusik, membuat musik menjadi sebuah pilihan bagi banyak orang untuk menggantungkan hidupnya. Kita lihat betapa grup band dan penyanyi bermunculan silih berganti bak jamur di musim penghujan. Kehadiran yang satu tak jarang menyingkirkan eksistensi yang lainnya.
Ditengah hingar bingarnya industri musik tanah air saat ini, sekelompok orang masih mempertahankan idealisme mereka untuk tetap bertahan melestarikan musik daerahnya, termasuklah di Palembang dan sekitarnya. Banyak sekali musik lokal yang hadir di era modern seperti sekarang ini. Betapa indahnya alunan lagu Ya Saman yang dibawakan dengan baik oleh RM.Zulkifli atau Zoel dengan rentak irama melayu yang mampu menghipnotis kita untuk menggoyangkan kaki dan kepala. Bagaimana kita seolah terhanyut mengikuti arus sungai Musi dan anak-anaknya sewaktu mendengar alunan dawai gitar musik batanghari sembilan yang dibawakan oleh Sahilin, Mang Ris atau musisi batanghari lainnya. Tak ketinggalan pula musik lokal dengan lirik jenaka yang mampu membuat kita terpingkal-pingkal seperti lagu Wak Yeng yang dibawakan oleh Cipto Sekojo, lagu Kelakar Betok yang dibawakan oleh grup musik Ponjen. Atau betapa bangganya kita sebagai warga Palembang jika mendengar lagu Palembang Darussalam yang dibawakan oleh Victor Hutabarat. Dan banyak lagi musisi Sumatera Selatan yang selama ini konsen melestarikan musik lokal seperti Fahmi Sahab, Ican Pasmah, Tanjak Band, alm Carel Simon dan istrinya Hera, dan sejumlah musisi lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mereka berjuang supaya musik Palembang dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Tetapi perjuangan para musisi lokal tersebut sepertinya masih sangat panjang untuk meraih semua itu. Kita lihat betapa generasi muda sekarang ini justru tidak banyak yang tidak mengenal nama-nama dan lagu-lagu yang saya sebutkan diatas. Mereka lebih bangga mengidolakan nama-nama besar di blantika musik tanah air seperti D’Masiv, Peterpan, Gigi, T2 dan sebagainya. Padahal kelangsungan musik daerah saat ini akan sangat tergantung pada generasi muda. Jika generasi muda terus-terusan acuh dan tidak mau mempelajari tentang musik khas daerah, maka keberadaan musik daerah kita bisa dipastikan tidak akan bertahan lama atau dengan kata lain tinggal menghitung waktu untuk menuju kepunahan…
0 komentar:
Posting Komentar